Jumat, 10 Juni 2011

TETANUS


A.    Pengertian
Tetanus atau lockjow merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang diahsilkan oleh clostridium tetani.(Rampangan, 1997 : 35).
Tetanus adalah suatu penyakit yang tragis, tidak saja karena keparahannya tetapi karena ia dapat dicegah seluruhnya dengan imunisasi yang tepat .(Sabiston, 1995 : 199).
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh clostridium tetani yang menghasilkan toksin sehingga terjadi kejang – kejang otot yang umum, epistotonus, trismus, kejang otot glotis dan dapat menimbulkan kematian pada penderita. (Soedarto, 1996 :157).

B.     Etiologi
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, lurus, langsing berukuran panjang 2-5 mikron, lebar 0,4-0,5 mikron, bersifat gram positif, membentuk spora, anaerob dan mudah tumbuh pada nutrien media yang biasa. Kuman ini membentuk toksinb yang disebut tetanolysin dan tetanospasmin yaitu suatu neurotoksin yang kuat. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja baik tinja binatang maupun tinja manusia. (Soedarto, 1996 : 157).

C.     Tanda dan Gejala
1. Ketegangan otot terutama pada rahang dan leher
2. Trismus atau kesukaran membuka mulut
3. Badan kaku dengan epistotonus
4. Kejang otot pada dinding perut dan sepanjang tulang belakang
5. Tungkai dalam ekstensi, lengan kaku dengan tangan mengepal
6. Bila serangan kejang toknik sering tampak risus sardonikus terjadi karena spasme.
7. Serangan timbul paroksimal dapat dicetuskan oleh rangsangan suara, cahaya, maupun sentuhan akan tetapi dapat pula timbul spontan.
8. Afiksia, sianosis,demam.

D.    Penatalaksanaan
·         Pemberian PP 10-20 juta unit/hari selama 10-14 hari
·         Perawatan daerah luka
·         Analgestik
·         Diazepam
·         Relaxan otoa dan sedative
·         Ventilasi dan observasi
·         Nutrisi NGT,hati-hati aspirasi
·         Heparin untuk cegah thrombusdalam pada vena
·         Pada gstrik ulcer : cek ph lambung cimetidin

E.     Pathway
Clostridium tetani
Melalui luka
Tetanus
Mengeluarkan tetanospasmin
Mengikat motor alfa neuron terminal perifer
Memasuki akson dan ditransfer intraneuron retograd
Toksin bermigrasi menyeberangi sinaps ke terminal para sinaps
Menghambat pelepasan neurotransmiter menghambat glisin dan GABA
Mengurangi penghambat
Kecepatan letupan istirahat dari neuromotor alfa meningkat
Tirah baring Kaku/keja kaku otot pernafasan
Imobilisasi,
Kelemahan
Trismus
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
Mulut tidak bisa membuka Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

F.      FOKUS PENGKAJIAN
1.      Aktifitas / istirahat
Gejala : kelesuhan, kelemahan umum, keterbatasan dalam aktifitas
Tanda : perubahan tonus / kelemahan otot
2.      Sirkulasi
Gejala : peningkatan nadi , sianosis
3.      Integrasi ego
Tanda : pelebaran tentang respons emosional
Gejala : peerasaan tidak berdaya
4.      Eliminaasi
Gejala : inkotinesia episodic
Tanda : peningkatan tekanan vu
5.      Maknanan atau cairan
Gejala : sensifitas terhadap makanan mual/muntah b.d kejang
Tanda : kerusakan jaringan lunak
6.      Neurosensorik
Gejala : riwayat sakit kepala ,aktifasi kejang berulang,pinsan,pusing,kejang
7.      Nyeri
Gejala : sakit kepala ,nyeri otot
Tanda : sikap berhati-hati
8.      Pernafasan
Gejala : sianosis,pernafasan menurun
9.      Keamanan
Gejala : riwayat terjatuh/trauma

G.    Dx Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kejang
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kerusakan neuromuscular
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelemahan imobilitasi

H.    Intervensi
1.      Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kejang
·         Pertahankan tirah baring saat kejang
Rasional : melancarkan sirkulasi
·         Pasang restain tempat tidur
Rasional : keamanan pasien
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan denagn ketidakmampuan menelan
·         Kaji kemampuan klien untuk menelan, mengawasi sekresi
Rasioanal : mengetahui kemampuan menelan klien
·         Kaji bising usus
Rasional : mengetahui keadaan organ pencernaan
·         Konsultasi dengan ahli gizi
Rasional : menjaga kebutuhan nutrisi klien
 3.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kerusakan neuromuscular
·         Atur posisi datar pada paisen, miringkan kepala saat kejang
Rasional : untuk melancarkan sirkulasi
·         Lakukan penghisapan sesuai indikasi
Rasional : untuk mengeluarkan secret
·         Beri oksigen tambahan sesuai kebutuhan
Rasional : mengurangi sesak
4.      Kerusakan kulit berhubungan dengan kelemahan mobilitas
·         Kaji adanya luka
Rasional : mengetahui adanya luka
·         Skin care
Rasional : menjaga kebersihan dan kenyamanan
·         Ubah posisi tiap jam
Rasional : mencegah terjadinya penumpukan cairan


DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC.
Corwn, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marlyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Huddak dan Gallo. 1996. Perawatan Kritis, Edisi VI, Volume II. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Medika Acisculapus.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.